KURVA HIDROSTATIK DAN KURVA BONJEAN


Hidrostatic Curve
Kurva hidrostatik adalah curva-curva yang menunjukan keadaan badan kapal dibawah garis air untuk tiap kenaikan sarat.
Lengkung hidrostatik terdiri :
a)      Lengkung luas garis air, lengkung ini menunjukan luas bidang air dalam meter persegi untuk tiap garis air yang sejajar dengan bidang dasar.
b)      Lengkung volume Carena, displasmen diair tawar, dan diair laut. Lengkung–lengkung ini menunjukan volume bagian kapal yang masuk dalam air dalam meter kubik displasmen kapal dengan kulit pada air tawar dalam ton, dan displasmen kapal dengan kulit pada air laut dengan ton untuk tipa kenaikan sarat ( V, Dsw, Dfw ).
c)      Lengkung tetak titik tekan terhadap lunas atau keel (KB).
d)     Lengkung letak titik berat garis air terhadap penampang tengah kapal (OF)
e)      Lengkung letak titik tekan sebenarnya (BS)
f)       Lengkung momen inersia melintang garis air dan lengkung momen inertia memanjang garis air ( Ix dan IY )
g)      Lenkung letak metasentra melintang. Pada tiap carena yang dibatasi oleh setiap garis air pada sarat tertentu akan mempunyai sebuah titik tekan dan meta sentra melintang M (MK).
h)      Lengkung letak metacentra memanjang (MLK).
i)        Lengkung koefisien garis air, lengkung koefisien blok, lengkung koefisien midship, lengkung koefisien mendatar (Cwl, Cb, Cpv, Cm, dan Cph).
j)        Ton per cm perubahan sarat, Bila sebuah kapal mengalami perubahan displasmen, misalnya dengan penambahan atau penguranan sarat, untuk mementuka sarat dengan cepat kita dapat menggunakan lengkung ini (TPC).
k)      Lengkung ini mengubah trim buritan sebesar 1 cm (DDT).




Fungsi dari lengkung hidrostatik adalah:
1.    Isi setiap carena dapat dihitung untuk setip sarat, baik dengan menggunakan lengkung volume carena maupun dengan luasan garis air.
2.      Dari lengkung hidrostatis dengan cepat dapat ditentukan keadaan badan kapal untuk setiap sarat.
3.      Pada  kondisi tertentu dimana kapal berada pada kondisi kritis, dengan penggambaran profil gelombang, baik kapal berada diantara dua puncak gelombang dapat diketahui dengan lengkung bonjean.
Penggambaran Hidrostatic Curve
Perlu diketahui bahwa lines plan adalah offset dari seluruh aspek rancangan, keadaan kapal diatas air baik stabilitas, gerak kapal , konstruksi, dan rencana-rancana lainya. Tapi yang akan dikemukakan disini adalah kondisi kapal di bawah permukaan garis air atau hidrostatik curve yang digambarkan dalam suatu bentuk penggambaran yang kemudian dikenal dengan diagram carena dan bonjean.

Langkah-langkah pembuatanya adalah sebagai berikut:
a)    Membuat gambar tentang bentuk kapal yang skala panjangnya bisa tetap sama atau tidak sama, sedangkan skala sarat kapal atau skala vertikal sebaiknya diperbesar, agar informasi tentang kapal yang dibuat pada saat kondisi sarat tertentu lebih jelas.
b)      Pada bagian ini akan dipaparkan tentang karakteristik kapal yang dibahas dengan sistem grafik atau curva-curva (lihat curva-curva pada lampiran). Ada beberapa kaidah tentang penggambaran kurva-kurva tersebut dan lebih khusus  tentang skala-skala, seperti berikut:

1.     Kurva KB/FK, skalanya harus sama dengan skala water line itu sendiri adalah jarak titik tekan volume kapal pada sarat tertentu yang ditinjau terhadap garis dasar (keel).
2.      Lengkung OB ( titik tekan terhadap midship ), harus sama dengan skala panjang kapal, demikian pula dengan kurva OF ( titik berat volume kapal pada volume tertentu ). Skalanya dibuat sama karena jarak peninjauanya terhadap panjang kapal.
3.      Kedua jenis kurva diatas titik standar (nol) terletak di bagian midship (gading 10).
4.    Untuk beberapa jenis kurva yang terdapat pada lampiran harga standar sebagai titik acuan adalah titik AP atau gading nol, atau dengan pangkal titik acuan pada gading  yang lain.
5.     Untuk kurva DDT dan OF harus saling kombinasi, karena bisanya nilai ordinat DDT lazimmnya terdapat dua tanda, yaitu “-“ dibelakang AP dan “ +” didepan AP, tetapi bila ordinat yang bernilai negatif tetap kita gambarkan dibelakang AP, maka ia keluar dari lokasi penggambaran maka cerminkan dengan sumbu cermin tegak pada garis AP itu sendiri.
6.   Biasanya kuva – kurva bonjean dan kurva hidrostatik lainya ditempatkan secara terpisah bila pada skala yang kecil, tetapi kurva bonjean terdapat setip gading agar lebih jelas pembacaanya pada pada penggunaan kurva profil gelombang yang kaitanya dengan volume kapal dibawah permukaan pada beberapa kondisi.  

                                       






II.1 kurva hidrostatis
Kurva hidrostatic adalah kurva-kurva yang menjelaskan bentuk dan sifat karakteristik dari badan kapal yang berada di bawah garis air sampai muatan penuh dalam air laut ataupun air tawar. Dalam kurva hidrostatic tersebut terdapat sembilan belas kurva antara lain adalah:
1. Displacement moulded dan displacement extrim (termasuk kulit) (ton)
2. Luas bidang midship, luas bidang garis air dan luas permukaan basah (msa), (wpa) dan (wsa) dengan satuan m2.
3. Koefisien midship, koefisien garis air, koefisien blok dan koefisien prismatik memanjang dengan notasi cm, cw, cb dan cp (tanpa satuan).
4. Jarak titik pusat bouyancy terhadap midship dan dasar kapal, dengan notasi fb dan kb (m).
5. Jarak titik luasan bidang garis air terhadap midship, dengan notasi ff (m).
6. Jari-jari metacentra melintang dan memanjang, dengan notasi tbm dan lbm (m).
7. Tinggi metacentra terhadap dasar kapal, dengan notasi tkm dan lkm (m).
8. Ton per centimeter, dengan notasi tpc (ton).
9. Displacement due trim one centimeter, dengan notasi ddt (ton).
10. Moment to change trim centimeter, dengan notasi mct (ton m).
Penjelasan kurva-kurva hidrostatic
II.2 lengkung bonjean
Yang dimaksud dengan lengkung bonjean adalah lengkung yang menunjukkan luas station sebagai fungsi sarat. Bentuk lengkungan ini mula-mula diperkenalkan pada abad kesembilan belas oleh seorang sarjana Prancis yang bernama Bonjean.
Jadi untuk mengetahui luas dari station sampai tinggi sarat T, dapat dibaca dari gambar lengkung bonjean pada ketinggian sarat T yang sama
dengan menarik garis mendatar hingga memotong lengkung bonjean. Pada umumnya lengkung bonjean digambar sampai setinggi geladak tepi kapal pada setiap station sepanjang kapal.



Bentuk-bentuk Lengkung Bonjean :
1. Garis Lurus
Apabila lengkung bonjean berbentuk garis lurus, hal tersebut menandakan bahwa bentuk station atau penampang kapal berbentuk segiempat. Jadi pertambahan luas tiap sarat air yang sama selalu konstan.
2. Parabola
Ini adalah bentuk station atau penampang segitiga atau melengkung.
3. Parabola diikuti Garis Lurus
Hal tersebut menandakan bahwa bentuk station atau penampang kapal bagian bawah melengkung kemudian atasnya lurus ke atas. Jadi pada awalnya pertambahan luasnya tidak konstan tetapi kemudian pertambhan luasnya konstan .
Fungsi Lengkung Bonjean
Fungsi lengkung bonjean adalah untuk mendapatkan volume displacemen even keelataupun kapal pada saat dalam keadan trim dan juga kapal pada saat terkena gelombang.
Untuk kegunaan selanjutnya lengkung bonjean dipergunakan untuk menghitung atau membuat lengkung kebocoran.
III.1TABEL A
Tabel A dan Tabel B merupakan tabel perhitungan untuk mainpart.
Tabel A dibuat untuk tiap interval waterline, Interval tersenbut dibagi 2 bagian yang sama besar sehingga terdapat 3 waterline yang ditinjau pada tiap tabel A.
Data-data yang dimasukkan dalam tabel A adalah sebagai berikut :
y : half breadth pada station dan waterline yang ditinjau
n : faktor momen memanjang kapal ditinjau dari midship
S : faktor simpson memanjang kapal
n’ : faktor momen vertikal ditinjau dari waterline tengah
S’ : faktor simpson vertical
g : panjang kurva bodyplan dari midship s/d waterline yang ditinjau pada setiap station.

III.2 TABEL B
Pada tabel B dilakukan perhitungan berdasar hasil yang didapat dari tabel A.
Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
LWL = panjang garis air paling atas
B = lebar garis air paling atas
D = tinngi garis air paling atas
s = jarak station
w = jarak tiap waterline
t = tebal pelat
Vol. Disp = 2*(1/3)*(1/3)*s*w*[1]
Disp = 1.025* Vol. Disp
KB = tinggi titik berat volume interval tersebut
= tinggi waterline tengah ([2]*s )/[1])
b = jarak titik berat volume interval tersebut ke belakang midship
= ([3]*s )/[1]
WPA = luas garis air paling atas = 2*(1/3)* s*[4]
Cw = koefisien garis air teratas = WPA/(Lwl*B)
MSA = luas midship station pada interval tersebut = 2*(1/3)*w *[9]
MSA per WL = luas midship station dari 0m WL s/d garis air teratas
Cm = koefisien midship station = MSA per WL /(B*d)
Vol.disp’ = vol disp dari 0 mWL s/d garis air teratas
Cb = koefisien blok = vol disp’/ (Lwl*B*d)
IT = momen inersia melintang garis air teratas
= 2*(1/3)*(1/3)* s*[5]
TBM = IT/ Vol.disp’
Midship F = jarak titik berat luas garis air teratas terhadap midship
= ([16]* s)/[4]
IL = ([7]-([6]2/ [4]))*(2/3)*(s 3)
LBM = IL/ Vol.disp’
WSA = luas permukaan basah pada interval tersebut
= 2*(1/3)*s *[8]
Differrent of WSA = luas permukaan basah dari 0 mWL s/d garis air terbawah
WSA per WL = luas permukaan basah dari 0 mWL s/d garis air teratas
Shell. Disp = volume kulit pada interval tersebut = (1.025/1.000)*t*WSA
Different of shell disp = volume kulit dari 0m WL s/d garis air terbawah
Total shell disp = volume kulit dari 0 mWL s/d garis air teratas.
III.3 TABEL C – TABEL J
Tabel C sampai tabel E1 merupakan tabel perhitungan cant part. Hal-hal yang dihitung secara garis besar sama dengan perhitungan main part.
Tabel E2 merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan cant part untuk WSA, Shell Displacement, WPA, dan midship F.
Tabel F merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan cant part untuk LBM dan TBM.
Tabel g merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan cant part untuk moulded displacement,KB, dan midship B.
Tabel H merupakan data akhir hidrostatic calculation untuk selurauh badan kapal sampai dengan sarat penuh.
Tabel I dan J merupakan tabel data perhitungan Bonjean sampai dengan Upper Deck




Fungsi lengkung hidrostatik adalah untuk mengetahui sifat-sifat badan kapal yang tercelup di dalam air, atau dengan kata lain untuk mengetahui sifat-sifat karene. Cara yang paling umum untuk menggambarkan lengkung-lengkung hidrostatik adalah dengan membuat dua sumbu saling tegak lurus. Sumbu mendatar adalah garis dasar kapal (base-line) sedangkan garis vertikal menunjukkan sarat tiap water line yang dipakai sebagai titik awal pengukuran lengkung-lengkung hidrostatik.
Lengkung-lengkungan hidrostatik digambar sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk kondisi kapal trim. Ada 20 lengkungan dalam Lengkung Hidrostatik. Lengkung-lengkung tersebut adalah :
1. Water Plan Area (WPA)
WPA adalah luas bidang garis air yang telah kita rencanakan dalan Lines Plan dari tiap-tiap water line. Kemungkinan-kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari  bentuk alas kapal antara lain:
-          Untuk kapal dengan rise of floor, pada 0 mWL luas garis air adalah nol karena luasan water line hanya berupa garis lurus(base-line), sehingga lengkung WPA dimulai dari titik (0,0).
-          Untuk kapal tanpa rise of floor, pada 0 mWL ada luasan yang terbentuk pada garis dasar sehingga  luas garis air tidak sama dengan nol.
2. Coefficient of  Water Line (CWL)
CWL adala nilai perbandingan antara luas bidang garis air tiap water line dengan sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L adalah panjang maksimum dari tiap water line dan B adalah lebar maksimum dari tiap water line.
3. Ton Per Centimetre Immersion (TPC)
TPC adalah jumlah ton yang diperlukan untuk mengadakan perubahan sarat kapal sebesar 1 cm. Bila kita menganggap tidak ada perubahan luas garis air pada perubahan sarat sebesar 1 cm, atau pada perubahan 1 cm tersebut dinding kapal dianggap vertikal. Jadi kalau kapal ditenggelamkan sebesar 1 cm, maka perubahan volume adalah hasil kali luas garis air dengan tebal pelat pada garis air tersebut. Dengan demikian penambahan volume dan berat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Penambahan volume   =  t x WPA   [ m3 ]
Penambahan berat       =  t x WPA x 1.025 [ ton ]
Dimana t adalah tebal pelat pada tiap WL dan 1,025 adalah berat jenis air laut.


4. Midship of Section Area (MSA)
MSA adalah luas moulded kapal pada section midship untuk tiap-tiap sarat kapal. Harga MSA untuk tiap sarat dapat diketahui dari Tabel B pada Perhitungan Hidrostatik untuk Main Part.
5. Midship Coefficient (CM)
CM adalah perbandingan luas penampang midship kapal dengan luas suatu penampang dengan lebar B dan tinggi T untuk tiap water line.
6. Block Coefficient (CB)
CB adalah perbandingan isi karene dengan balok dengan panjang L, lebar B dan tinggi T. Hal ini juga berlaku untuk tiap-tiap water line. Dengan demikian CB dapat dirumuskan sebagai berikut :
7.   Transverse Center of Bouyancy to Metacenter (TBM)
TBM adalah jarak titik tekan bouyancy ( gaya tekan ke atas air ) secara melintang terhadap titik metasentra. Satuannya dalam meter (m).
8. Prismatic Coefficient (w)
Cp adalah perbandingan volume karene dengan volume prisma dengan luas penampang midship kapal dan panjang L. Dengan perhitungan lebih lanjut Cp dapat dirumuskan sebagai berikut:
9.   Moment to change Trim one Centimeter (MTC)
MTC adalah momen yang diperlukan untuk mengadakan trim sebesar 1 cm. Satuannya dalam Ton meter.
10. Displacement Due to one centimeter of Trim by stern (DDT)
DDT adalah besarnya perubahan displacement kapal yang diakibatkan oleh perubahan trim kapal sebesar 1 cm.
11. Displacement (D)
Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya volume badan kapal yang tercelup ke dalam air (karene) termasuk juga akibat tambahan adanya pelat karene. Jadi displacement di sini adalah penjumlahan dari displacement moulded dengan shell displacement.
12. Displacement Moulded ( Dmld )
Displacement moulded adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya volume karene tanpa kulit. Nilai ini didapat dari perkalian volume karene dengan berat jenis air laut yaitu 1,025.

13. Wetted Surface Area (WSA)
WSA adalah luas permukaan badan kapal yang tercelup dalam air pada setiap water line-nya. WSA didapat dari jumlah perkalian half girth dengan faktor luas pada setiap station dan setiap water line-nya.
14. Sheel Displacement (b)
Shell Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya kulit/pelat pada karene. Semua satuan displacement dalam ton.
15. Longitudinal Center of Bouyancy to Metacenter (LBM)
LBM adalah jarak titik tekan bouyancy secara memanjang terhadap titik metasentra. Satuannya dalam meter (m).
16. Longitudinal of Keel to Metacenter (LKM)
LKM adalah letak metasentra memanjang terhadap lunas kapal untuk tiap-tiap sarat kapal. Satuannya dalam meter(m). LKM didapat dari penjumlahan LBM dengan KB.
17. Longitudinal Center of Bouyancy ( LCB)
Lcb atau FB adalah jarak titik tekan bouyancy terhadap penampang midship kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Tanda negatif (-) dan positif (+) menunjukkan letaknya ada di depan midship (+) dan di belakang midship (-).
18. Longitudinal Center of Floatation (LCF)
Lcf atau FF adalah jarak titik berat garis air terhadap penampang tengah kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Seperti juga Lcb tanda (-) dan (+) menunjukkan bahwa titik Lcf terletak didepan dan di belakang midship.
19. Keel to Center of Bouyancy (KB)
KB adalah jarak titik tekan bouyancy ke lunas kapal. Satuannya dalam meter (m).
20. Transverse of Keel to Metacenter (TKM)
TKM adalah letak titik metasentra melintang terhadap lunas kapal untuk tiap-tiap water line-nya. Satuannya dalam meter (m).



1.         LENGKUNG BONJEAN (BONJEAN CURVES)
Lengkung Bonjean adalah lengkung / grafik yang menunjukkan luas station sebagai fungsi sarat.
Jadi untuk menghitung luas station sampai setinggi sarat yang diinginkan dapat di baca pada lengkung-lengkung Bonjean dengan menarik garis mendatar hingga memotong lengkung bonjean pada station dan sarat yang diinginkan. Pada umumnya Lengkung Bonjean cukup digambarkan sampai dengan geladak tepi kapal (Upper Deck Side Line) sepanjang kapal.
Fungsi Lengkung Bonjean
Lengkung Bonjean berfungsi untuk mendapatkan volume dan displacement tanpa kulit  pada setiap sarat yang dikehendaki, baik kapal tersebut dalam keadaan even-keel maupun trim dan juga pada saat kapal terkena gelombang. Untuk langkah pengerjaan selanjutnya lengkung bonjean digunakan untuk perhitungan Kebocoran (Floodable Length).