1 Umum
Rencana sekat
kedap air dan dasar ganda dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
gambaran penentuan dari ruang – ruang kerja, ruang muatan dan ruang akomodasi
sesuai dengan nomor frame pada dasar ganda beserta peralatan, fungsi, kebutuhan
serta terdapat koordinasi antara lokasi dan lalu lintas jalan keluar masuk.
2.1.1 Jarak
Gading
Jarak gading normal merupakan jarak antara dua gading yang terletak antara
After Peak Bulkhead (Sekat Ceruk Buritan)dan Collison Bulkhead (Sekat Ceruk
Depan). Jarak maksimal frame spacing
tersebut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
a0
= 450 + (2 x
Lpp)
= 0.763 m
=diambil nilai 0,8 m
Harga a0 diambil sebagai berikut :
a. pada kamar
mesin : 600 mm
b. pada ruang
muat : 800 mm
Sedangkan jarak gading diluar sekat yaitu jarak antara dua gading yang
terdapat di belakang After Peak Bulkhead dan di depan Collison Bulkhead tidak
boleh melebihi 600 mm. Pada perencanaan ini diambil jarak gading sebesar 600
mm.
2.1.2 Dasar
Ganda
Tinggi
double bottom harus cukup untuk melakukan akses pada semua bagian double bottom
dan, untuk center girder, Menurut buku Bureu Veritas part c chapter 6 hal 34,
tinggi tidak boleh kurang dari B/16.
h = B / 16
= 1,713
pada perencanaan kapal ini tinggi double bottom
adalah 1,8 m.
2.1.3 Rules yang digunakan
Rules dan
rekomendasi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah :
a. Bureu Veritas Part B, Chapter 3
: Rudders
b. Bureu Veritas Part B, Chapter 7
: Frames
c. Bureu Veritas Part B, Chapter 27
: Equipment
2.2 Penempatan Sekat
Semua kapal
harus memilki Collison Bulkhead, Sterntube Bulkhead dan 1 buah sekat kedap air
di setiap ujung kamar mesin.Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di
belakang Stertube Bulkhead dapat berfungsi sebagai sekat belakang kamar
mesin.
2.2.1 Jumlah
sekat kedap air minimum
Jumlah sekat kedap air minimum
yang harus dimiliki oleh suatu kapal tergantung dari panjang kapal tersebut,
yang mana batasnya seperti tercantum pada tabel berikut ini :
Pada tabel C13.1 Bureu Veritas, Part B , Chapter
2 Sec 1
Karena panjang Lpp dari kapal
adalah 156,8 m maka diambil jumlah sekat kedapnya adalah 7 buah, 1 sekat tubrukan, 1 sekat depan kamar mesin,
1 sekat belakang KM, 4 sekat di ruang muat.
Jarak gading ruang muat adalah
RM I nomor gading
40-77
RM II nomor
gading 77-112
RM III nomor
gading 112-148
RM IV nomor gading
148-168
RM V nomor
gading 168-190
2.2.2 Collison
Bulkhead (Sekat Tubrukan)
Jarak untuk sekat tubrukan pada buku BV Part
B dijelaskan bahwa jaraknya tidak boleh kurang dari 0,05 L atau 10 m
dan tidak boleh lebih dari 0,08 L.
0,08 L = 12,55 m
jarak sekat tubrukan diambil = 13 m atau diambil jaraknya 16 jarak gading, dengan jarak gading sebesar 0,8 m
2.2.3
Sterntube
Bulkhead (Sekat Ceruk Buritan)
Semua kapal
harus memiliki stertube bulkhead yang menerus sampai freeboard deck dan harus
terletak minimal 3 jarak gading dari sisi depan propeller boss. Dalam perencanaan ini diambil 5 jarak
gading.
2.2.4
Sekat Kamar
Mesin
Letak sekat kamar mesin disesuaikan dengan kebutuhan
serta dimensi kamar mesin, dimana panjang kamar mesin dari sekat buritan hingga
sekat kamar mesin adalah 18 m. Dimana
letak sekat kamar mesin adalah pada frame ke 40.
2.3 Tangki
Dalam
penentuan kapasitas tangki harus diperhatikan rute pelayaran yang dilewati oleh
kapal, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin jauh rute pelayaran yang dilewati
oleh suatu kapal maka akan memerlukan kapasitas tangki yang lebih besar. Secara
ringkas dapat dikatakan bahwa perencanaan tangki-tangki tersebut bertujuan
untuk memudahkan, mengurangi resiko selama pelayaran dan menjaga kenyamanan
selama pelayaran. Pada perencanaan tangki juga harus direncanakan letak
tangki-tangki dimana batasan dalam peletakan tangki adalah agar operasi kapal
lebih mudah dan pembuatan kapal tidak dipersulit dengan adanya tangki-tangki
tersebut.
§ Tangki
ballast berfungsi untuk menjaga stabilitas kapal baik saat berlayar
maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong,
sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga
kestabilan kapal
§ Tangki bahan bakar digunakan
sebagai tempat menyimpan bahan bakar yang mana volume yang dibutuhkan
tergantung seberapa besar kebutuhan yanmg diperlukan dalam berlayar.
§ Tangki pelumas digunakan sebagai
tempat menyimpan pelumas dan volume tergantung dari kebutuhan mesin induk dan
mesin penunjang yang lain.
§ Tangki air tawar harus dipisahkan
dari tangki yang tidak berisi air minum atau ballast kebutuhan air sangat
dipengaruhi oleh jumlah awak kapal dan rute pelayaran.
§ Tangki bilga terletak dibawah kamar
mesin dimana tangki ini berfungsi sebagai penampung kotoran maupun minyak dari
main engine. Untuk bilga ruang muat pompanya dapat menggunakan general pump
karena pompa bilga pada ruang muat berbeda dengan ruang mesin.
2.4 Akomodasi
2.4.1 Jumlah
Crew
Dalam
menentukan jumlah anak buah kapal harus seefisien mungkin, karena hal ini
mempengaruhi besar kecilnya ruangan dan terbatasnya jumlah persediaan bahan
makanan dan air tawar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah type kapal, besar kapal, banyaknya pekerjaan yang dilayani
anak buah kapal, rute pelayaran, sistem otomatisasi yang ada pada kapal, dan
peraturan dari negara yang bersangkutan.
2.4.2
Pembagian Ruang Akomodasi
Dalam perencanaan ini ruang akomodasi dibagi menjadi beberapa jenis ruang,
seperti yang tercantum di bawah ini.
1. Ruang Tidur
a. Terletak di atas garis muat air penuh:
§ Memiliki tinggi bebas minimum 1910 mm
§ Luas ruang tidur perorang minimum
2.80 m2
§ Ukuran tempat tidur minimum 1950
x 950 mm2
§ Ruang tidur untuk kapten, kepala
mualim, kepala kamar mesin, masing - masing 1 kamar tidur untuk satu orang dan
dilengkapi dengan kamar mandi dan WC
§ Untuk perwira yang lain jika
tidak memungkinkan satu ruang tidur dapat digunakan untuk dua orang
§ Untuk awak kapal yang lain masing
- masing kamar tidur dapat ditempati oleh 2 - 3 Orang
§ Tinggi tempat tidur bertingkat
pertama tidak kurang dari 760 mm dan kedua tidak lebih dari 1930 mm
b. Fasilitas dalam ruang tidur :
§ Ruang tidur kapten : tempat tidur
tunggal, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar, TV, kamar mandi, shower, wash-basin, WC,
sofa, serta meja tamu.
§ Ruang tidur perwira : tempat
tidur tunggal,lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar, TV , kamar mandi,
shower, wash-basin, WC, sofa, serta meja tamu.
§ Ruang tidur Chief Engineer
fasilitasnya sama dengan ruang tidur kapten.
§ Ruang tidur bintara : tempat
tidur tunggal, lemari pakaian, Meja tulis, berserta kursi.
§ Ruang tidur crew : tempat tidur,
lemari pakaian, meja tulis, berserta kursi.
Ø Ukuran perabot:
§ Tempat tidur :
- Kapten dan
perwira
: 195 x 95
cm
- Tingkatan
lain
: 195 x 95 cm
§ Lemari pakaian
: 100 x 50 cm
§ Meja tulis
: 80 x 50 x 80 cm
2. Ruang Makan (Messroom)
§ Setiap kapal harus dilengkapi dengan messroom atau ruang makan, yang harus
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh awak kapal, dimana ruang makan
untuk perwira harus disediakan terpisah
§ Ruang makan dilengkapi dengan meja, kursi, dan perlengkapan makan yang lain
yang dapat menampung seluruh jumlah awak kapal dalam waktu yang bersamaan
§ Sedekat mungkin dengan galley
atau dapur
§ Dapat dilengkapi dengan pantry
atau tempat penyimpanan masakan.
3. Sanitary accomodation
§ Setiap kapal harus dilengkapi
dengan peralatan sanitasi termasuk kloset, bak mandi, pancuran air, dimana
pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan
§ Untuk kapten, chief officer,
kepala kamar mesin, harus disediakan tersendiri.
§ Setiap satu toilet, dan shower
maksimum dalam satu hari digunakan untuk 6 orang.
4. Hospital accommodation(klinik)
§ Untuk kapal dengan awak kapal lebih dari 12 orang
dan berlayar lebih dari 3 hari, maka harus dilengkapi dengan sebuah
klinik kesehatan selama pelayaran
§ Klinik dilengkapi dengan lemari dan tempat tidur.
5. Musholla
· Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan, adanya musholla, dilengkapi dengan lemari tempat meyimpan Al- Qur’an dan
perlengkapan sholat.
6. Galley
§ Galley atau dapur harus
diletakkan berdekatan dengan messroom, gudang makanan, dan kamar
pendingin makanan
§ Galley berukuran sekecil mungkin, berventilasi, dan cukup penerangan
§ Galley pada messroom untuk perwira disediakan pantry untuk menyimpan
makanan
7. Gudang Makanan (Dry Store)
·
Gudang makanan atau Dry Store harus ditempatkan
di dekat galley dan pantry dan cukup untuk menyimpan makanan kering selama
pelayanan selain itu dapat dijangkau oleh crane agar dalam memasukkan kebutuhan
atau barang dapat dengan mudah.
8. Store dan Cold Provision Store
-Store
Berfungsi untuk
menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan pendinginan.
- Cold store :
·
Ruang pendingin atau Cold Provision Store
bersuhu cukup dingin guna menyimpan beberapa jenis makanan, antara lain :
daging, sayur - sayuran, buah - buahan, dan ikan
· Temperatur ruang harus dijaga dengan ketentuan :
·
Untuk menyimpan daging, suhu maksimum adalah :
-22 °C
· Untuk meyimpan sayuran, suhu maksimum adalah : -12 °C
9. Chart Room
· Chart room atau ruang peta terletak satu kompartemen atau geladak dengan
ruang kemudi atau wheel house. Antara chart room dengan wheel house bisa
langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang
menghubungkan keduanya.
10. Ruang Radio
· Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan terhindar dari air dan
gangguan suara. harus dekat hal ini untuk mempermudah akses informasi selama
berlayar
11. ESEP ( Emergency Source of Electrical Power
) Room
· Sebagai pengganti sementara instalasi lisrik utama bila instalasi listrik
utama tersebut tidak berfungsi.
· Memberi jaminan aliran listrik pada selama 3 jam
· Instalasi darurat ini akan tetap bekerja bila kapal oleng 22,58 dan atau bila kapal trim sampai 108.
· Berupa sebuah baterai akumulator yang mampu menampung beban darurat tanpa
pengisaian kembali atau penurunan tegangan yang berlebih.
12. Ruang Kemudi
· Ruang kemudi atau Wheel House harus ditempetkan pada geladak teratas
sampai ketinggian dimana arah pandangan ke depan dan ke samping tidak
terganggu. Jarak pandang ke depan mi
2.5 Permesinan Geladak (Deck
Machineries)
Permesinan geladak atau deck machinery adalah perlatan – peralatan yang
terletak pada geladak utama dan berfungsi untuk membantu dalam berolah gerak di
pelabuhan ketika akan bersandar, berlabuh atau pada saat bongkar muat. Pada
perencanaan ini terdapat permesinan geladak antara lain :
1. Mesin Kemudi ( Steering gear dan
Rudder )
Mesin Kemudi
ini berfungsi untuk manuvering, menjaga kapal dalam sebagaimana dikehendaki.
Mesin ini terdiri dari daun kemudi, batang kemudi, tiller, sistem hidroulik.
2. Mesin Jangkar ( Windlass)
Jangkar
berfungsi untuk menahan kapal agar tidak terbawa arus pada saat berlabuh.Dalam
besarnya jangkar dipengaruhi oleh displacement kapal dan luas proyeksi badan
kapal bangunan atas rumah geladakdiatas garis air muat musim panas.Mesin
jangkar terdiri dari jangkar,rantai, windlass, pompa hidroulik,motor listrik.
Spesifikasi kapal sangat menentukan besarnya daya yang dibutuhkan untuk menarik
masing-masing anchor dan 60 mata rantai pada kecepatan rata-rata yang tidak kurang
dari 0.15 m/s. Dan juga harus mampu menurunkan anchor pada daya rendah dengan
membalik permesinan dan dengan gravitasi pada pengontrolan menggunakan tangan
melalui gesekan rem.
3. Mesin Tambat ( Capstan )
Peralatan ini
berfungsi untuk mengikat kapal pada saat kapal sandar/berlabuh.Sistem ini
terdiri dari Bollard,Fairlead dan roller chock, warping winch/capstan. Desain
sistem moring ini biasanya didasarkan pada perencanaan untuk menahan
kapal terhadap semua gaya yang merugikan yang mungkin dialami kapal
selama beroperasi. Berdasar hasil penelitian 90% angin kencang yang terjadi
pada pelabuhan komersial berkecepatan 35 knot
4. Mesin Bongkar Muat
Sistem
bongkar muat untuk kapal tanker secara dasar dibedakan dua tipe yaitu piped
atau free-flow atau kombinasi keduanya. Kecuali untuk tipe pompa deep well dan
submersible satu atau lebih ruang pompa harus disediakan, jumlahnya ditentukan
berdasar jumlah grade muatan yang dibawa, seperti hal ini juga menentukan
jumlah pompa dan ukuran serta kompleksitas sistem.Penggerak pompa biasanya
diletakkan pada kamar mesin dan pompa digerakkan dengan poros yang menembus
sekat melalui stuffing box cair dan gas. Peralatan ini
berfungsi untuk membongkar atau memuat muatan dalam kapal. Sistem ini terdiri dari Pipa – pipa, out fitting, pompa- pompa.
5. Mesin Sekoci
Peralatan ini
berfungsi sebagai keselamatan bila kapal terjadi kecelakaan. Karena menyangkut
keselamatan crew kapal maka alat – alat keselamatan ini harus sesuai dengan
standar. Sehingga bila terjadi kecelakaan maka semua crew dapat diselamatkan.
Peralatan yang harus disediakan diantaranya lifeboy, life jacket, skoci satu
dengan penggerak engine, liferaft. Dan peralatan pencegah kebakaran sebagaimana
diatur dalam class ataupun regulasi internasional lain seperti SOLAS, dimana
juga mengatur mengenaI tempat-tempat aman yang harus dilapisi dengan material
tahan api.