BENDING TEST ( Non Destructive Test )

Dalam proses pembuatan sebuah kapal sudah dipastikan memerlukan bahan-bahan yang kuat. Suatu bahan yang kuat didalam pembutan sebuah kapal tidak hanya satu satunya proses dalam pembuatannya. Bahan yang kuat tersebut haruslah dibentuk untuk menyesuaikan desain kapal tersebut, banyak cara untuk membentuk lengkunagn pada kapal, salah satunya adalah dengan mesin bending , karena dianggap mengurangi kerusakan struktur mikro bahan logam yang digunakan dari pada menggunakan proses firering atau pemanasan. Banyak pelat yang digunakan pada kapal, bahkan sebagian besar beban yang mempengaruhi pada kapal adalah pelat. Dengan hal tersebut memperjelas bahwa pelat harus benar-benar sesuai dengan kriteria yang memenuhi sarat, agar tidak terjadi kerusakan atau deformasi. Karena jika terjadi kerusakan pada bahan, maka bukan hanya pelat saja yang akan rusak, namun struktur lainnya juga akan rusak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui  apakah suatu pelat dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan. Cara itu adalah dengan pengujian keuletan, kekerasan, kegetasan, elastisitasnya, dan dari segi yang lainnya. Cara pengujian yang dilakukan adalah dengan Uji Bending, Uji Impact, Uji Rockwell, Uji Vickers, dan masih banyak cara pengujian yang lainnya. Uji Bending adalah pengujian tekuk,yang dilakukan dengan menekuk atau menekan suatu bahan uji sampai mancapai titik batas kegetasannya. Pengujian Bending sangat penting dilakukan karena tanpa adanya pengujian ini akan melanggar peraturan-peraturan akan penggunaan suatu bahan. Pengujian Bending yang dilakukan saat saya melakukan pengamatan yaitu pada bahan yang berbeda secara struktur namun memiliki jenis yang sama yaitu pelat baja.

Alat-Alat Praktikum :
1.      Mesin Bending
2.      Penekan/Ujung Penekan
3.      Matras
4.      Hidrolis
5.      Alat Kendali

Bahan-Bahan Praktikum :
1)    Pelat Krakatau Stell 10 mm ( bahan murniasli pabrik ).
2)      Pelat dengan tebal 10 mm yang dipanaskan dari suhu 800-900 derajat celcius.
3)      Pelat dengan tebal 10 mm yang pada bagian tengahnya dilas.


Langkah Kerja
1 Pengujian Pelat murni.
1)      Menentukan bentuk matras,dan pada praktikum kali ini menggunakan matras berbentuk U yang ukurannya cukup kecil.Hal ini karena bahan uji yang juga kecil.
2)      Matras diberi pengelasan pada bagian bawah agar kedudukannya kuat dan tidak mudah roboh pada saat pengujian serta memudahkan dalam proses melepas objek setelah di bending.
3)      Oleskan pelumas pada bagian dalam matras, hal ini bertujuan untuk memudahkan melepas bahan uji setelah penekanan.
4)      Hidupkan mesin penggerak.
5)      Letakkan pelat murni pada ujung matras,dan diusahakan titik tengah pelat sejajar dengan titik tengah matras.
6)      Setelah titik tengahnya sejajar, maka penekanan atau pengujian dapat dilakukan, putar alat pengontrol kearah kiri untuk menggerakan hidrolis kebawah untuk menekan bahan uji.
7)      Setelah penekanan cukup, Maka arahkan kembali alat pengontrol ke kanan untuk menaikan hidrolisnya.


2 Pengujian pelat yang telah dipanaskan dari suhu 800 sampai 900 derajat celcius.
1)      Panaskan pelat yang mau diuji dari suhu 800 sampai 900 derajat celcius.
2)      Pelat tidak langsung diuji,namun dibiarkan mendingin terlebih dahulu.
3)      Keluarkan hasil percobaan yang melekat pada matras,karena matras yang digunakan akan sama,berhubung karena matras telah diolesi dengan stempet pasin,maka pengeluarannya tidak akan susah.
4)      Setelah matras kosong kembali,letakan baja pemanasan dengan posisi yang sama yaitu dengan titik tengah yang sejajar.
5)      Setelah titik tengahnya sejajar,maka penekanan atau pengujian dapat dilakukan,putar alat pengontrol kearah kiri untuk menggerakan hidrolis kebawah untuk menekan bahan uji.
6)      Setelah penekanan cukup,Maka arahkan kembali alat pengontrol ke kanan untuk menaikan hidrolisnya.


3 Pengujian Pelat Yang dilas Pada Bagian Tengahnya
1)      Lakukan pengelasan pada dua batang pelat.
2)      Keluarkan hasil percobaan yang melekat pada matras,karena matras yang digunakan akan sama,berhubung karena matras telah diolesi dengan stempet pasin,maka pengeluarannya tidak akan susah.
3)      Setelah matras kosong kembali,letakan baja pemanasan dengan posisi yang sama yaitu dengan titik tengah yang sejajar.
4)      Setelah titik tengahnya sejajar,maka penekanan atau pengujian dapat dilakukan,putar alat pengontrol kearah kiri untuk menggerakan hidrolis kebawah untuk menekan bahan uji.
5)      Setelah penekanan cukup,Maka arahkan kembali alat pengontrol ke kanan untuk menaikan hidrolisnya.
6)      Percobaan atau praktikum telah selesai dilakukan,untuk langkah selanjutnya kita melakukan pengamatan terhadap hasil percobaan.

4 Hasil Pengamatan
4.1  Pengujian Pelat murni.
1)      Pada pelat terjadi kelengkungan.
2)      Tidak adanya keretakkan.
3)      Meskipun melengkung namun pelat tidak patah,yang membuktikan bahwa pelat telah memenuhi syarat untuk pengujian bending.
4)      Dapat dilakukan pengujian selanjutnya.Jika bisa melewati pengujian-pengujian lainnya maka pelat dapat digunakan.
Berikut ini gambar dari pelat setelah diujikan,

4.2 Pengujian pelat yang telah dipanaskan dari suhu 800 sampai 900 derajat celcius.
1)      Pada pelat terjadi kelengkungan.
2)      Secara visual retak tidak terlihat,namun sebenarnya struktur dalamnya rusak.
3)      Tidak dapat dilakukan pengujian lainnya karena uji bending telah tidak lolos.
Berikut ini gambar dari pelat setelah diujikan,

4.3 Pengujian Pelat yang di las pada bagian tengahnya
1)      Tidak dapat dilengkungkan,karena kwalitas lasan yang tidak baik.
2)      Terjadi keretakan,bahkan patah.Seperti gambar berikut

5 Pembahasan
Hal ini terjadi karena hasil pengelasan yang tidak baik.Namun seharusnya hasil uji bendingnya sama dengan pelat murni, bahkan lebih baik dari besi murni. Penyambungan las harus lebih kuat dari pelat yang disambungkan.Alat yang digunakan untuk mengetahui keretakan digunakan color ceck,yang berbentuk cairan berwarna.Yaitu,bening,merah dan putih.Jika hasil ceck berwarna merah,berarti terjadi keretakan dan jika berwarna bening,berarti pengelasan telah sempurna.
Sistem ini tanpa menggunakan bevel terlebih dahulu,sehingga pengelasan tidak merata,malahan dibagian tengah akan kosong.Untuk melakukan pengelasan yang baik pertama kita harus memberikan bevel pada pelat agar pengelasannya kuat.
Dengan adanya face weld (wajah bagian atas (yang bersudut 30 derajat)) dan root weld  maka pengelasan akan penuh,tanpa adanya rongga. Oleh karena itu , untuk pengelasan pelat dengan tebal 10mm keatas harus diberi bevel.
       Untuk suhu pada saat pemanasan pelat yang dipanaskan sebenarnya belum benar-benar mencapai 900 derajat celcius.Oleh karena itu dilihat secara visual memang tidak retak,namun jika suhu benar-benar diamati sesuai yang seharuhnya,maka secara kasatmatapun pelat akan retak.