Setelah briefing pagi hari, para peserta dipersilahkan untuk masuk ke lintasan balap untuk menghafal soal yang harus dilaluinya.
Sabtu tanggal 9 november telah diadakan event
kejurnas Djarum Super Mild City Slalom seri VI di kota yang terkenal
dengan makanan gudeg-nya, Yogyakarta. Event seri sebelumnya di adakan di
kota Surabaya, Juni lalu. Sedangkan seri terakhir direncanakan akan
diadakan di Jakarta pada tanggal 23 november 2013.
Para peserta yang berasal dari penjuru Indonesia ini sejak pukul 8
pagi sudah memenuhi lapangan parkir Mandala Krida. Mereka rela jauh-jauh
dari Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi untuk bertarung di arena balap
zig-zag. Hal tersebut membuktikan bahwa animo para peserta pun sangat
besar untuk mengikuti event bergengsi seperti slalom ini. Dengan jumlah
peserta mencapai 182 peserta, acara ini berlangsung dari jam 9 pagi
hingga jam 11 malam hari.
Seperti pada umumnya balapan slalom, para pembalap harus
menyelesaikan rintangan dengan pembatas “cone” dengan cepat dan tidak
boleh sampai mengenai cone tersebut bahkan sampai menjatuhkan cone.
Materi rintangan atau yang lebih sering disebut “soal” ini dibuat oleh
panitia dan akan selalu berbeda di setiap kejuaraannya.
Seperti kejuaraan kali ini, para pembalap dituntut harus
menyelesaikan 2 jenis soal yang berbeda dengan tingkat kesulitan yang
berbeda pula.
Sekitar pukul 10, peserta pertama sudah mulai start.
Untuk babak penyisihan ini, terlihat para peserta masih tidak terlalu
memaksakan diri. Yang mereka pikirkan hanya, bagaimana caranya agar
bisa masuk dalam babak final. Karena dalam slalom catatan waktu saat
babak penyisihan tidak di akumulasikan dengan babak final.
Sehingga di babak final posisi catatan waktu para pembalap semuanya kosong. Seperti mulai dari awal.
Kelas-kelas yang dipertandingkan kali ini ada banyak. Yaitu A1, A2,
A3, A Saloon, Kelas B, Kelas C, Kelas D, kelas F dan terakhir Kelas F
GRB.
Setelah babak penyisihan yang seru berlalu, akhirnya sekitar pukul 6
sore panitia menyatakan break. Disela-sela waktu break, saya melihat
animo dari para penonton pun luar biasa besarnya. Semakin malam, makin
bertambah banyak pengunjung yang mendatangi kejurnas slalom ini. Bahkan
beberapa penonton menjadikan event ini tempat mereka malam mingguan
dengan pasangannya. Ada beberapa pasangan yang sempat terekam oleh
kamera dan disiarkan langsung di big screen, hahahaha gokil banget.
Setelah waktu break dan beberapa parade, babak final yang
ditunggu-tunggu dimulai. Untuk final Kelas A diambil 30 besar yang lolos
dari penyisihan pertama, lalu untuk Kelas F diambil 20 besar. Pada
babak ini para pembalap mengeluarkan seluruh kemampuannya yang pada saat
penyisihan rata-rata pembalap masih bermain aman. Hal itu dilakukan
pembalap demi merebutkan piala dan poin untuk meraih juara umum kejurnas
slalom 2013.
Terasa sekali aura panasnya pertarungan.
Di babak final ini, para pe-slalom mengeluarkan seluruh kemampuannya
dan strategi dari masing-masing team untuk menyabet juara pada seri 6
kali ini. Seperti pada TTI (Toyota Team Indonesia) menggunakan strategi
untuk tidak shifting ke gear yang lebih tinggi pada soal di final kelas F
(dengan soal kedua). Hal ini ditujukan karena pada saat penyisihan,
Angga OHP salah satu pembalap dari TTI mengaku pada saat shifting, ban
malah over spin sehingga membuang waktu cukup lumayan.
Pertarungan
sengit para peslalom pada final seri 6 kali ini, diakhiri dengan
menangnya Valentino R dari team Jangkar Miring dengan catatan waktu
33,334 detik. Dimana Valentino R ini adalah anak didik dari Andri S.A
atau sering dipanggil “Om Abul” yang ternyata sesepuh di dunia slalom
Indonesia.
Setelah babak final selesai, masalah baru pun muncul. Pada saat
pengecheckan mesin dengan cara dibongkar bagian mesinnya. Team Jangkar
Miring di diskualifikasi oleh IMI, dikarenakan melanggar regulasi telah
menggunakan coolant bukan air biasa pada radiatornya. Setahu saya
regulasi dilarang menggunakan coolant pada radiator, dikarenakan apabila
mobil mengalami insiden atau ada kebocoran pada radiator, pasti air di
radiator berceceran di aspal track. Hal itu dapat membahayakan pembalap
lainya, karena water coolant untuk pendingin mesin itu sedikit
mengandung minyak yang gunanya untuk merawat radiator dan itu cukup
licin apabila berada diatas aspal. Maka dianjurkan lah menggunakan air
biasa atau air mineral pada radiator.
Kembali ke masalah diskualifikasi, team Jangkar Miring akhirnya minta
banding kepada IMI atas masalah tersebut. Hingga saat ini pun kami
belum dapat kabar apakah team Jangkar Miring akan tetap di
diskualifikasi dengan hukuman atau pun mendapatkan kompensasi dari IMI
pusat. Kita tunggu saja apa yang bakal terjadi nanti.